Thursday, January 21, 2010

Aku adalah kehidupan, kekasihku (Jalaluddin Rumi)

Apa yang mesti kulakukan o Muslim? Kerana aku tak mengenal diriku.
Aku bukan Kristian, Yahudi, Majusi dan bukan pula Muslim.

Aku tak berasal dari Timur atau Barat, tidak dari darat atau lautan.
Aku tidak dari alam, atau angkasa biru yang berputar-putar.

Aku tidak dari tanah, air, udara atau api.
Tidak dari bintang zuhra atau debu, tidak dari kewujudan dan wujud.

Aku tidak berasal dari India, China, Bulgar atau Saqsin.
Tidak dari kerajaan Iraq atau Khurasan.

Aku tidak berasal dari dunia ini, tidak dari alam akhirat,
Tidak pula dari syurga atau neraka;

Tidak daripada Adam dan Hawa, atau Taman Eden dan Malaikat Ridwan
Tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak.

Aku bukan milik tubuh dan jiwa, aku milik jiwa Kekasih.
Kubuang dualitas, kupandang dua alam satu semata;

Satu sahaja yang kucari, Satu yang kukenal, kulihat dan kuseru
Dialah Yang awal dan yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin.

Satu puisi dari Rumi
Paling suka dengan bait yang ini 'tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak'
Mengingatkan saya dengan kematian.
Titik awal permulaan yang juga merupakan titik akhir kehidupan.
Mereka yang mati nanti hidup lagi, begitu juga yang hidup pasti akan mati.
Berapa banyak yang hidup tapi berasa mati, sementara yang mati senantiasa hidup dalam 'jiwa' yang berkehidupan.

Wednesday, January 20, 2010

pesan dari hewan peliharaan kita





suara kecil yang manis, yang kadang tak terdengar, tapi nyata adanya
untuk mereka yang memiliki atau akan memiliki hewan peliharaan diluar sana

suara mereka

1. tolong dengar aku bicara
2. bagaimanapun aku akan mendampingi kamu
3. tolong bawa aku sering bermain
4. jangan lupa pada perasaan ku
5. jangan pukul aku
6. kalau aku tidak mendengarkan mu, pasti ada alasan
7. kamu di sekolah atau diluar sana punya teman,
tapi teman ku hanya kamu (ini sedih banget )
8. ketika aku sudah tua, tolong baik-baik jaga aku (huwaaa)
9. hidupku sekitar 10 tahun, jadi hargailah waktu kita
10. jangan lupakan saat aku bersamamu, aku tidak akan melupakan saat
kamu bersamaku, ketika aku meninggal, aku minta tolong padamu untuk
berada disisi ku (ini sedih beneran )

  chip's (R.I.P)    










ditujukkan untuk my lovely furry friends




note :
dikutip dari sebuah forum terbesar di Indonesia

serie's of the unfortunate event's : basah kuyup, coklat, tumplek, byaaar.. PUOWL..!

          Terus terang judul blognya benar-benar terinspirasi dari karyanya Lemony Snicket ‘A series of the unfortunate event’s’. Jauh sebelum filmnya dibuat sama Hollywood dan dibintangi Jim Carey sebagai Count Olaf, saya udah terlebih dahulu jatuh cinta sama novelnya. Tapi apa yang saya ingin ceritakan ini benar-benar gak ada hubungannya sama cerita dari lemony sendiri. Cerita ‘kesialan’ ini terjadi sudah lama sekali.. kalo gak salah ketika saya SMP. Hari itu, hari senin dan cuaca sangat tidak mendukung bagi siapapun untuk bangun dipagi hari, mandi di air dingin serta langsung sarapan dan bergegas beraktifitas. Tidak seorang pun yang semangat, tidak terkecuali saya. Udaranya dingin, mendung bahkan hujan rintik.. benar-benar membuat malas.

          Tapi, setelah diobok-obok sama mama untuk bangun, akhirnya sayapun mandi, sarapan dan berpakaian putih-putih rapih untuk pergi ke sekolah dan upacara. Dan perjalananpun dimulai, ketika saya berdiri ditepi jalan menunggu angkot, mata saya pun tak lepas dari keadaan jalan yang dikelilingi kubangan coklat dimana-mana sambil berpikir (waduh, bahaya nih.., apa akibatnya ya kalo sampe kecipratan sama kubangan coklat, pekat kotor ini.. amit-amit jabang bayi..)
Tepat sebelum saya menyeberang jalan, sebuah bus besar jurusan ciledug-tanah abang warna hijau lewat dengan kencangnya wuuusshh.. ceprooot..! (siyal.. pikir saya dan tentu saja sejumlah umpatan dan sumpah serapah keluar hehe.., untung refleks saya cepet.. makanya gak kena cipratan dari bus jahanam itu.. huuuh.. kesialan pertama terlewat begitu saja pikir saya.. amien.. )

          Akan tetapi nasib rupanya berkata lain.. setelah saya selamat menyeberang untuk menunggu angkot ke sekolah, tepat sebelum mata saya sempat mencermati keadaan dan awas terhadap titik-titik mana saja kubangan jahanam itu berada, tepat dimana saya belum sempat mencari lokasi aman untuk selamat dari cipratan kesialan itu, peristiwa menjengkelkan itupun terjadi, cepat, dan tanpa diduga-duga sebelumnya. Ngeeeng, ceprooot, byaaar..! (sebuah angkot warna biru telor asin lewat, dan tanpa aba-aba baru saja memberikan saya mandi ‘besar’ dipagi hari yang gerimis itu).
Tau dong apa yang terjadi kalau satu set baju dan rok putih-putih terkena cipratan lumpur? Tentu saja warnanya jadi lebih bernuansa alami dan menjijikan. Cipratan yang terjadi benar-benar PUOWL mengenai seluruh badan dari ujung kepala hingga ujung kaki..! benar-benar SUKSES..! SALUT.. !   Astaga.. rasanya mau menangis saja dan masuk kamar gak keluar lagi, gusti, gusti.. 
 
oke, mungkin gambarnya terlalu didramatisir.. hehe..


         
          Udah rapi, wangi, ternyata harus belepotan dengan lumpur. Dan yang paling membetekan ialah perjalanan menuju rumah untuk membersihkan diri (perlu diingat ya keadaannya tuh masih hujan rintik dan mendung sekali), sepanjang perjalanan itu diisi dengan senyum getir dan wajah bete, sambil satu-persatu menjawab pertanyaan dari orang-orang dan tetangga yang melihat keadaan ‘tanned’ saya itu. ‘ya, ampun.. pritha kenapa ? kena cipratan mobil ya ? ya ampun, udah, udah.. pulang yaaa.. dibersihin..’ kata ibu-ibu tetangga yang saya kenal, belom lagi anak-anak SD yang menjengkelkan itu (sambil ketawa-ketiwi.. ) ‘ih, kecipratan ya kak ?!’.. siyal (pikirku.. huuuh..)

           Pas sampe rumah jam baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, ketok, ketok.. salam lekom.. bahkan mama belum berangkat kerja ketika saya pulang. Sambil setengah menganga, dia bilang ‘ya.. ampun, bajunya kenapa ?!’ trus saya pun laporan sambil berkaca-kaca (hiks.. mungkin akibat bete yang tak tertahankan) kecipratan mobil maaa.. huwaaa.. (menangis bete). Ya meskipun akhirnya saya dibolehkan untuk ‘libur’ pada hari itu sama mama, tetap aja betenya gak hilang sampe sekarang kalo ingat kejadian itu. Hahaha..