Saturday, January 26, 2013

Anda butuh waktu, Kami butuh uang

Jadi ceritanya gini
Tadi pagi, seperti biasa menuju perjalanan ke kantor saya naik angkot
Angkot jurusan Kb.Jeruk-Tn.Abang berwarna biru telur asin
Cuaca agak mendung, angin sepoi-sepoi
Dengan keadaan langit yang muram seperti akhir-akhir ini
Makin malas pergi ke kantor

Angkot pun berjalan
Hanya berisi kami berempat
Pak supir, seorang mbak-mbak didepan dan 2 orang dibelakang termasuk saya
Ibu-ibu didepan saya terlihat letih, karena hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk dia segera tertidur ketika angkotnya berjalan
Perjalanan pagi itu terasa amat lama
Saya gak tau apakah faktor cuaca muram ini atau memang si abang angkot yang ngotot cari penumpang sehingga pada setiap persimpangan dan gang yang ada, mobilnya berjalan dengan sangat lambat dan enggak jarang dihentikan hanya sekedar untuk mencari penumpang
'ah, wajar cari penumpang.. namanya juga angkot..' gumam saya.

Tapi perjalanan yang super duper lama itu akhirnya menjadi semakin menyebalkan
Saya termasuk penikmat perjalanan, jadi toh gak begitu berkeberatan kalau ini angkot berjalan pelan.
Itung-itung screening keadaan sekitar, seperti yang sering saya lakukan kalau diperjalanan
Tapi dengan keadaan angkot yang terlampau lelet aura negatif pun muncul

Mungkin si abang angkot itu lupa
Meskipun hari ini Harpitnas bagi banyak orang
Namun gak jarang juga masih banyak yang pergi ngantor seperti biasa, seperti saya dan seluruh penumpang yang naik diangkotnya.
Seperti mengindahkan kerut di dahi kami dan suara decakan yang sesekali keluar dari mulut kami
Abang itu tidak peduli, mungkin yang ada dipikirannya hanya kejar setoran, setoran dan setoran
Jadi ambillah sebanyak mungkin penumpang yang ada, meskipun itu berdampak makin mulurnya waktu yang terbuang percuma karena leletnya angkotnya.

Sampai pada puncaknya, tepatnya di depan Alfamart Rawa Belong
Angkot itu kembali ngetem, entah untuk keberapa juta kalinya
1 menit, 2 menit, 5 sampai 15 menit berlalu dia tidak juga hendak jalan
Seorang ibu-ibu yang baru saja naik nampaknya kesal karena angkotberhenti lama, akhirnya turun dengan muka masam
Disusul dengan mbak-mbak yang duduk didepan turun dengan muka mengerutkan dahi
Namun klimaks dari semua klimaks kebetean tersebut adalah turunnya seorang mas-mas yang langsung kabur tanpa membayar ongkos kepada supirnya

Si pak supir pun keki
Sampai teriak..'hei, bayar dulu ongkosnya.. goblok!'
Kini hanya saya dan ibu-ibu yang tertidur itu yang tersisa
Akhirnya saya memutuskan  untuk hengkang juga dari angkot itu
Bukan kenapa-kenapa, keadaan langit yang semakin gelap dan hujan rintik yang turun membuat saya semakin ingin segera sampai kantor
Pada akhirnya semua penumpang angkot si abang pun habis tanpa tersisa

Moral of the story hari ini adalah,
Andai saja si abang mau menghargai betapa berharganya waktu untuk kami para pekerja yang terbentur absen, sehingga harus segera sampai kantor
Andai saja si abang tidak terlalu egois untuk hanya memikirkan setoran yang dia harus penuhi
Andai saja dia mengindahkan keresahan dan ketidaknyamanan kami penumpangnya
Mungkin keadaan ini tidak akan terjadi

Seharusnya mungkin dia bisa lebih cepat dapat setoran yang dia inginkan, KALAU
Dia gak ngotot berhenti ditiap persimpangan dan gang yang hanya buang-buang waktu saja
Ini kan masih pagi ya, siapa tau dipenghujung jalan sana banyak orang yang butuh naik angkot cepat
Kalau angkotnya cepat penumpang juga senang
Kalau penumpang senang, gak jarang lho banyak doa yang bisa terucap dari mulut mereka

'alhamdulillah angkotnya cepet, saya gak terlambat ngantor, semoga abangnya rejekinya makin nambah..'

Dan banyak doa-doa lainnya yang mungkin saja dapat menjadi berkah untuk si abang
Jadi inget satu stiker angkot yang cukup ngetop menurut saya
'Anda butuh waktu, Kami butuh uang'
Well, it's true bang, if you just listen.. just listen..





No comments:

Post a Comment